Rabu, 15 Agustus 2012

Desa Batur


Dalam lontar Candi Supralingga Bhuana dikemukakan keadaan Bali Dwipa dan Seleparang masih sunyi senyap, seolah masih mengambang di tenga samudra yang luas.
Pada saat itu di Bali Dwipa baru ada empat buah Gunung, yaitu :
  1. Gunung Lempuyang di Bagian TImur
  2. Gunung Andakasa di Bagian Selatan
  3. Gunung Karu di Bagian Barat
  4. Gunung Beratan (Mangu) di Bagian Utara

    Sehingga keadaan Bali Dwipa pada saat itu masih labil dan goyah. Keadaan ini kemudian diketahui oleh Hyang Paspati yang beristana/berParahyangan di Gunung Semeru. Agar Bali menjadi stabil (Tegteg) Hyang Pasupati kemudian memerintahkan SangHyang Benawang Nala, SangHyang Naga Anantaboga, SangHyang Naga Besukih dan SangHyang Naga Tatsaka memindahkan sebagian puncak Gunung Semeru ke Bali. SangHyang Benawang Nala menjadi dasar puncak Gunung Semeru yang akan dipindahkan ke Bali. SangHyang Naga Anantaboga dan SangHyang Naga Besukih menjadi tali pengikatnya. Sedangkan SangHyang Naga Tatsaka disampig menjadi pengikat puncak Gunung Semeru yang akan dipindahkan ke Bali, juga sekaligus menerbangkan dari Jawa Dwipa Wetan ke Bali. Kemudian setelah tiba di Bali, bagian puncak gunung Semeru yang dibawakan dengan tangan kanan menjadi Gunung Udaya Purwata/Tohlangkir/Gunung Agung.yang dibawa dengan tangan kiri menjadi Gunung Cala Lingga atau kemudian disebut Gunung Batur.
    Kedua gunung inilah yang kemudian dikenal sebagai Dwi Lingga Giri,yang menjadi Parahyangan Purusa Peredana. Selain memerintah SangHyang Benawang nala, SangHyang Naga Aantaboga, SangHyang Naga Besukih, dan SangHyang Naga Tatsaka; Hyang Pasupati juga menugaskan putra-putranya ke Bali Dwipa, yaitu :
    I.   Dwi Linga Giri Purusa Predana :
    a. Pura Kahyangan Besakih (Purusa)
    b. Pura Kahyangan Ulun danu Batur (Segara Danu sebagai Predana)
    II.  Tri Lingga Giri :
    a. Pura Lempuyang Luhur (Brahma)
    b. Pura Besakih (Siwa)
    c. Pura Ulun Danu Batur (Wisnu)
    III.  Sapta Lingga Giri
    a.  Hyang Geni Jaya Ring Gunung Lempuyang, paraHyangNya di Pura Lempuyang Luhur
    b. Hyang Putra Jaya ring Gunung Udaya Parwata/Gunung Tohlangkir/Gunung Agung, paraHyangNya di Pura Besakih
    c.  Hyang Dewi Danu ring Gunung Cala Lingga/Gunung Batur
    d.  Hyang Tumuwuh ring Gunung Batukara, paraHyanganNya di Pura Watukaru.
    e.  Hyang Tugu ring Gunung Andakasa, paraHyangNya di Pura Andakasa
    f.  Hyang Manuk Gumuwang ring gunung Beratan/Puncak Mangu/Puncak Tinggahan, paraHyangNya di Pura Ulun Danu Beratan/Pura Tinggahan.
    g.  Hyang Manik Gayang/Galang ring Pejeng, parahyangNya di Pura Manik Corong.
    Putra-putra Hyang Pasupati inilah yang kemudian menjadi Amongan, Sungsungan dan Penyiwian, Ratu Muang Kaula di Bali Dwipa. Salah seorang Putra Hyang Pasupati yaitu Hyang Dewi Danu dalam bahasa Purana adalah Dewi Sri, Dewi Laksmi, Dewi Pratiwi, dan Dewi Basundari yang semuanya merupakan Abiseka Dasa Nama (mempunyai nama lain) Dewi Kesuburan, Dewi Kesejahteraan, dan Kewi Keberuntungan Sakti Dewa Wisnu

    0 komentar :

    Posting Komentar

     

    Labels

    Blog Archive

     

    about

    ,

    Templates by dekta's blog | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger